1.Penalaran Induksi
Teks induktif diawali dengan pemikiran-pemikiran, peristiwa-peristiwa yang khusus, kemudian diakhiri dengan pemikiran yang umum. pemikiran yang umum ini merupakan kesipmpulan dari semua pemikiran yang telah disebutkan diatasnya. Beberapa bentuk penalaran induktif sebagai berikut;
a. Penalaran generalisasi
Merupakan bagian penalaran induksi. Penarikan berdasarkan data yang sesuai dengan fakta atau data. Fakta atau data dapat diperoleh melalui penilaian, pengamatan atau hasil survei. Jumlah data atau fakta khusus yang dikemukkan harus cukup dan dapat mewakili.
Contoh :
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan kepada siswa SMA 2000. Saat mereka melaksanakan upacara, semua siswa memakai sepatu hitam dan kaos kaki putih. Pakaian mereka putih-putih dan kemeja dimasukkan ke dalam celana dan ke rok, memakai ikat pinggang warna hitam. Pakaian mereka dilengkapi lagi dengan dasi dan topi abu-abu. Jadi dapat dikatakan, siswa SMA 2000 pakaiannya seragam dan tertib sewaktu mengikuti upacara.
b. Penalaran analogy
Bagian dari induktif. Penalaran dengan membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi memiliki bagian persamaan. Berdasarkan banyak kesamaan tersebut, ditariklah suatu kesimpulan.
Contoh :
Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung. Sewaktu mendaki, ada saja rintangan seperti jalan yang licin yang membuat sesorang jatuh. Ada pula semak belukar yang sukar dilalui. Dapatkah seseorang melaluinya? Begitu pula bila menuntut ilmu, sesorang akan mengalami rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran, dan sebagainya. Apakah Dia sanggup melaluinya? Jadi, menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung untuk mencapai puncaknya.
c. Penalaran sebab-akibat
Juga merupakan bagian induksi. Penalaran dimulai dengan mengemukakan fakta berupa sebab lalu disususl dengan kesimpulan yang berupa akibat.
Contoh :
Hujan berturut-turut mengguyur desa kami. Air sungai berabgsur-angsur naik. Jalan dan halaman rumah pun mulai menggenai air. Akhirnya, banjir pun melanda desa kami.
2. Penalaran Deduksi
Penalaran deduktif adalah proses penalaran yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum menuju pada pernytaan atau kesimpulan khusus. Sebagai contoh, simpulan berikut sebenarnya merupakan implikasi pernyataan Bujur sangkar adalah segiempat sama sisi ;
Segiempat yang sisi-sisi horisontalnya tidak sama panjang dengan sisi tegak lurusnya bukan bujur sangkar.
Semua bujur sangkar harus merupakan segiempat, tetapi tidak semua segiempat merupakan bujur sangkar.
Bisa pula deduktif digunakan dengan contoh atau bagan yang lain, sepeti di bawah ini :
Premis Umum |
Premis Khusus |
Premis Khusus |
Premis Khusus |
Premis adalah proposisi (pernyataan) yang mendasari penalaran untuk menarik kesimpulan.
Bentuk deduktif yang lain adalah silogisme.
Contoh :
PU : Semua siswa berpakaian seragam. PK : Aris seorang siswa K : Jadi, Aris pun berpakaian seragam. |
PU = A = B
PK = C = A
K = C = B
Silogisme di atas apabila dipersingkat disebut entinem.
Contoh :
Karena Aris siswa, ia berpakaian seragam |
Catatan : PU : Premis umum
PK : Premis khusus
K : Kesimpulan
Sumber :
http://pustakasekolah.com/mengenal-teks-berpola-induktif.html
Rustamaji. 2004. Bahasa Indonesia Strategi Tembus Perguruan Tinggi Favorit. Yogyakarta : Penerbit Andi
HENDRA RAMADHANTO
3EB19
25209080
Tidak ada komentar:
Posting Komentar