Selasa, 09 Oktober 2012

ETIKA

Pengertian Etika
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti sikap, cara berfikir, watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya identik atau berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupa¬kan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghin¬dari hal-hal tindakan yang buruk.Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Etika merupakan cabang dari filsafat etika mencari ukuran baik buruk’a dari tingkah laku manusia.

Etika adalah ajaran atau ilmu tentang adat kebiasaan yang berkenaan dengan kebiasaan baik atau buruk yang diterima umum mengenai sikap, perbuatan, kewajiban dan sebagainya. Etika adalah merupakan suatu cabang ilmu filsafat, tujuannya adalah mempelajari perilaku, baik moral maupun immoral dengan tujuan membuat pertimbangan yang cukup beralasan dan akhirnya sampai pada rekomendasi yang memadai yang dapat diterima oleh suatu golongan tertentu atau individu.

Prinsip-prinsip Etika
  • Prinsip tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan dan hasilnya
 terhadap dampak pekerjaab terhadap orang lain
  • Prinsip keadilan, tidak merugikan; membedakan orang lain.
  • Kejujuran (Honesty)
  • Mmemegang prinsip (Integrity)
  • Memelihara janji (Promise Keeping)
  • Kesetiaan (Fidelity)
  • Kewajaran (Fairness)
  • Suka membantu orang lain (Caring for other)
  • Hormat kepada orang lain (Respect for other)
  • Warga Negara yang bertanggung jawab (Responbility citizenhip)
  • Mengejar keunggulan (pursult of excellence)
  • Dapat dipertanggungjawabkan (accountability)

Basis teori etika
4 aliran pemikiran etika
TeoriEmpiris
etika diambil dari pengalaman dan dirumuskan sebagai kesepakatan
TeoriRasional
manusia menentukan apa yang baik dan buruk berdasar penalaran atau logika.
TeoriIntuitif
Manusia secara naluriah atau otomatis mampu membedakan hal yang baik dan buruk.
TeoriWahyu
Ketentuan baik dan buruk dating dari Yang Maha Kuasa.

Aliran Landasan Etika ( setelah Zaman Renaissance abad 15 )

·         Naturalisme, Etika mempunyai dasar alami , bahwa secara kodrati adalah baik.
·         Individulisme, Bahwa setiap orang harus bertanggung jawab atas dirinya ( I.Kant ) dan berfokus pada kematangan pribadi ---dapat memacu prestasi ---berdampak egois.
·         Dasar : setiap manusia terlahir bebas ---liberalisme
·         Hedonisme, Kodrat manusia mencari kesenangan
·         Eudaemonisme, Demon ( Yunani) adalah roh ( pengawal yang baik) , Eudaemonia adalah orang yang sadar akan kepuasan yang sempurna , jasmani, dan rohani, kebaikan tertinggi (primafacie)
·         Utilitarianisme, Jeremy Bentham 9 1748 –1832) dan Jhon Stuard Mill ( 1806 –1873) yang menekankan manfaat dari suatu perbuatan
·         Idealisme, Keyakinan manusia terdiri atas jasmani dan rohani :
Idealisme rasionalistik bahwa fikiran dan akal manusia dituntun untuk berperilaku.
Idealisme estetik , manusia berada di dunia ( Kosmos) yang tertib seperti hiasan sebagai
karya seni.
Idealisme etik = sesuai ukuran-ukuran moral dan kesusilaan.

Egoism
Mungkin kta berpikir negatif pernyataan tentang ego ini.Tapi menurut wikipedia, ego dalam bahasa latin dan yunani(kono) ternyata berarti “Saya”. Kata ego juga biasa digunakan dalam bahasa inggris sebagai sinonim dari Self (diri sendiri), identitiy (jati diri), atau sejenisnya. Ini berdasarkan asal kata dari ego tersebut.
Sekarang, coba perhatikan pendapat beberapa ahli yang berkembang tentang egoisme.
Ego adalah struktur psikis yang berhubungan dengan konsep tentang diri, diatur oleh prinsip realitas dan ditandai oleh kemampuan untuk menoleransi frustasi (wikipedia) – Sigmund Freud
Egoisme adalah “percikan api ilahi” yang tertanam dalam diri manusia, dan hanya orang yang sudah “menyalakan percikan api ilahi dalam diri mereka” yang akan mencapai hal-hal besar – Edward Bok
Berangkat dari pendapat ini, makanya wajar saat saya mengatakan bahwa kita akan “mati” saat tidak memiliki ego atau egoisme. Bagaimana tidak, tanpa ego yang juga berarti jati diri (identity) atau identitas unik manusia, maka kita seolah hidup tanpa arah, harapan, keinginan, latar belakang, kemampuan dan sifat. Dimana kesemua hal tersebut merupakan bagian dari jati diri manusia seperti dalam artikel saya sebelumnya.
Menurut pendapat Sigmund Freud yang menyiratkan bahwa ego merupakan “mekanisme kekebalan” untuk mengantisipasi frustasi. Jadi asumsinya adalah;
Manusia mempunyai dua level kejiwaan. Pertama level frustasi; seperti takut, marah, dan cemas. Kedua level bahagia; seperti syukur, sabar, fokus, dan tenang. Disinilah ego berperan untuk menangkal transisi perasaan dari bahagia menjadi frustasi
Pustaka :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar